nusakini.com--Di alam demokrasi, siapa pun sah saja untuk punya ambisi. Misal berambisi jadi bupati, walikota, gubernur, menteri atau bahkan jadi Presiden. Instrumen pemilu, baik itu pemilihan kepala daerah atau pemilihan legislatif dan presiden, memungkinkan itu.  

Dan, menjelang Pilkada serentak 2019, sudah banyak yang ancang-ancang maju gelanggang. Salah satunya, adalah Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa yang sudah meneguhkan niat hendak maju dalam pemilihan gubernur.

Di luar Khofifah, banyak kepala daerah yang juga ancang-ancang bakal maju ke pesta demokrasi lokal tersebut. Sebut saja Ridwan Kamil, Walikota Bandung yang sudah mendeklarasikan diri bakal maju dalam pemilihan gubernur di tatar Sunda. Atau Emil Dardak, Bupati Tranggalek yang sudah memutuskan akan jadi pendamping Khofifah di Pilgub Jatim. Dan, masih banyak lagi kepala daerah, baik yang mau pensiun atau yang baru menjabat seumur jagung, berniat maju gelanggang.  

Usai menghadiri acara penyerahan DP4 dan DAK2 di Surabaya, oleh para wartawan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sempat ditanya dan dimintai tanggapannya tentang fenomena menteri dan kepala daerah yang beramai-ramai maju gelanggang. Menurut Tjahjo, sah-sah saja setiap orang punya ambisi politik. Maju dalam Pilkada, pemilihan legislatif, atau bahkan pemilihan presiden adalah hak setiap warga negara.  

Hanya saja kata Tjahjo, dalam menggapai ambisi politik, etika politik jangan sampai diabaikan. Etika politik sangat penting ditegakkan, sebagai bentuk kedewasaan berpolitik. Jangan sampai, hanya demi mengejar ambisi politik atau jabatan, lantas etika politik diabaikan.  

Lalu, apakah Tjahjo sendiri tak punya ambisi politik seperti yang lainnya, misalnya tertarik jadi calon gubernur seperti Khofifah? Pertanyaan ini sempat dilontarkan para wartawan, saat Tjahjo selesai memberi kuliah umum di Sekolah Komando TNI di Bandung. Saat itu Tjahjo ditanya, apakah dalam pemilihan legislatif 2019, dirinya hendak maju lagi sebagai calon anggota DPR. Ditanya seperti itu, Tjahjo menjawab dengan tegas, ia tak berambisi lagi maju sebagai calon legislator. Ia sudah merasa cukup, pernah jadi anggota dewan selama enam periode.  

Tjahjo juga tak akan mengikutinya jejak koleganya di kabinet, Khofifah maju sebagai calon gubernur. Hanya satu keinginannya, menuntaskan mandat yang diberikan Presiden Jokowi sebagai Mendagri, sampai akhir jabatan nanti.  

"Saya tidak akan maju (mencalonkan diri pada Pileg 2019). Saya sudah berkomitmen menyelesaikan tugas saya sebagai Mendgari sampai akhir masa jabatan nanti," kata Tjahjo.  

Mandat yang diberikan Presiden Jokowi kepadanya, kata Tjahjo, harus dipertanggungjawabkan sampai tuntas. Ia tak mau kemudian tak menyelesaikan mandat karena maju dalam sebuah kontestasi politik. Dalam prinsipnya, kepercayaan yang diberikan harus diselesaikan sampai akhir.  "Saya hanya ingin menyelesaikan tugas saya sampai tuntas," ujar Tjahjo.(p/ab)